The Tormented My Live As a Coward Part 2

Ini adalah kisah lanjutan dari kisah sebelumnya, masih bercerita tentang kegagalan akan cerita kisah cintaku yang tak pernah berujung baik. Masih seputar wanita luar biasa yang ku temui dulu ketika awal masuk kuliah. Kali ini yang akan aku tulis adalah tentang bagaimana yang terjadi setelah kejadian dimana aku memutuskan untuk menjauhinya.
Ketika itu semester 4 dia masih saja diam padaku, saat ini aku masih belum tau kenapa dia diam padaku seperti ini. Perasaanku tak karuan. Memang aku mulai curiga dan mengetahui dia punya hubungan dengan seseorang tapi saat ini aku masih belum yakin. Hari hariku masih terus kulalui seperti biasa, berjumpa denganya setiap ada kuliah. Meskipun aku berusaha untuk tak menghiraukanya akan tetapi yang terjadi adalah aku tak bisa mengacuhkan kehadiranya di sekitarku. Aku tak bisa menahan diri untuk tak turut campur kepadanya, selalu ku buat tingkah-tingkah bodoh untuk menarik perhatiannya. Kulakukan bernagai cara mulai dari dunia maya sampai dunia nyata.
Masih kuingat juga kali ini sudah memasuki semester 5 kuliahku, sifatnya semakin jelaspadaku selalu acuh dan berusaha menjauh. Tapi entah suatu keanehan terjadi, tiba-tiba saja dia mulai merespon kepadaku, sering menjawab panggilanku. Dia juga mulai lunak dan mulai seperti biasanya, gadis manis yang slalu ku damba. Begitu baiknya padaku seperti dahulu, dan aku tidak tahu akan sifatnya ini apakah karna sesuatu hal alasan yang pasti aku tank bisa mengerti apa yang ada di pikiranya.
Hari-hariku mulai cerah seperti yang aku inginkan selama ini. Setiap hari kami ngobrol, sms saling bercanda. Seakan aku merasa akan ada sedikit harapan untuku di depan sana.  Kuptuskan untuk mencoba lagi, berusaha membangun usaha baru untuk mendapatkan hatinya. Kulakukan apapun agar aku bisa diingatnya. Berusaha mendekati dan memperhatikan tiap langkahnya, berusaha memperbaiki sifat buruku yang selalu membuat dia marah. Sifatku yang selalu berlebihan menanggapi sesuatu, aku memang bukan tipe orang yang suka menggungkapkan apapun yang aku rasakan dan aku tak mau menutupinya. Sifat inilah yang berusaha aku perbaiki karna sifat ini yang paling tidak ia sukai dariku.
Meskipun begitu ternyata anggapan akan harapanku akan mendapatkan cintanya ternyata salah besar. Aku lagi-lagi di tolak olehnya slalu kuingat kata katanya ini “ jangan menunggu sesuatu yang tidak pasti”  begitulah yang selalu dikatakanya. Tapi aku tak memperdulikanya. Kami semakin dekat dia mengajaku meminta bantuanku begitupula aku juga meminta bantuanya. Saat itu adalah hari terindah dalam hidupku, aku bisa bersamanya selalu serasa aku sangat optimis dalam hidup ini. Karna seseorang yang ku sayang selalu ada di dekatku, memang benar jika seseorang berusaha setulus hati untuk sesuatu yang dia cintai akan menjadikan apapun menjadi mungkin.
Sampai akhirnya aku menyadari hal yang membuatku hampir mati, ternyata selama ini dalam beberapa bulan aku dekat lagi denganya dia sudah memiliki pasangan, yaitu seorang kekasih. Ku paksakan untuk mengetahui kebenaran yang sebenarnya dari mulutnya sendiri, dan ternyata memang benar adanya. Aku hancur kala itu juga ternyata aku tak sadar yang kupikir harapan hanyalah hiburan terakhirku sebelum tamat. Serasa seakan di angkat setinggi langit dan di jatuhkan begitu saja menghempas ke bumi.
Memang aku yang salah lagi-lagi memgharap sesuatu yang tak pasti secara berlebihan sehingga akhirnya aku terjatuh dan sekarat akan kekecewaan dari kegagalan ini. Aku mulai menghancurkan diri lagi, mengeluh dan selalu mengeluh di manapun. Aku tahu dia berniat baik, ingin tetap berteman denganku karna dia tetap ingin berkawan walaupun sudah milik orang lain. Tetapi aku tak bisa percaya akan kenyataan ini dan terus mengharap lebih, kebodohanku yang seharusnya berhenti mengaharap akhirnya semakin menjatuhkanku ke jurang kepedihan dan penyesalan sampi akhirnya aku melukainya lagi. Kini dia menjauh dariku menjalani hidupnya sendiri, begitupula aku tetepi aku masih sangat sayang padanya melihatnya dari jauh memandang dari bayangan dan berpura tersenyum meski hatiku pahit dan sakit tiap aku memandangnya.
Tiap kali ku coba untuk beranjak dari sakit ini tiap kali itu pula aku terjatuh. Merangkak bangun membangun hidup kulakukan dengan sangat berat,  menjalani cerita baru meski selalu memikirkan bayang-bayangnya. Meskipun ada keindahan dan jalan yang lain di depan mataku aku tak ingin melihatnya. Karna Cuma kamu yang selalu aku inginkan wahai sang malaikat “ Anik Listiyowati”.
Entah sampai kapan aku bisa memjadi aku yang selalu sayang padamu aku akan berusaha sampai aku tak mampu sampai ada seseorang yang menemukanku di kegelapan. Aku akan selalu menjadi pemujamu, meskipun aku berusaha baik pada siapapun yang baik kepadaku aku akan selalu lebih baik lagi jika itu untukmu. Semoga kau bahagia nik…doaku untukmu.

Aku masih disini`

0 komentar:

Post a Comment