Selamat malam
aku ucapkan, banyak sekali yang ingin saya tulis akhir2 ini kawan tapi entah
kenapa aku seperti takut akan banyak hal. Rasa ini datang malah di saat seperti
ini, aku jatuh di lembah yang paling dalam di hidupku. Aku benar2 gagal sebagai
manusia kali ini. Perjalanan ini seperti sia2 saja rasanya. Akankah semua ini
selalu terjadi di tiap persimpangan hidupku ini?
Ya skripsiku
kali ini mangkrak, sementara kawan2ku seangkatan
sudah mulai mengajukan proposal 1, 2, bahkan 3 tetapi aku masih di sini di
sudut kamarku. Meratapi kepedihn dalam kegelapan malamku yang peka dan sangat
kelam akankah aku menjadi seorang pecundang di dalam rasa takutku sediri ini? Jawabanya
seperti mendekati “iya” memang jika aku lanjutkan semua ini.
Aku merasa
hilang arah tak tahu tujuan dan serasa gelap di mataku ini, tanpa siapapun
disisiku untuk kupercayai ataupun kuperjuangkan, maafkan aku ibuku aku selalu
saja seperti ini aku selalu saja merusak semua harapan. Aku menangis tak
berdaya masih di sini di sudut kamarku yang gelap. Regretting all my weakness. I
completely lost and nothing I can do right now!
Semua jauh meninggalkanku, anik yang sudah jauh sangat jauh sekali. Irna yang semakin tinggi di langit sana seseorang yang sangat ingin kugapai, tapi apa daya irna adalah bidadari yang jauh tinggi aku adalah katak yang kotor dan berlumuran lumpur dosa dan kesalahan, tak mampu melompat bahkan sebuah dinding selokan sekalipun bagaimana aku bisa terbang kelangit?
Semua harapan
dan keinginanku seakan mati menjauh ketika hari itu, sore itu. Ketika sepucuk
sms masuk di hapeku dan kubaca. Sebuah isi pesan yang singkat dan tak akan
kulupankan darinya. Dia mengembalikan semua yang kuberikan padanya, semua
harapan yang tersemayam seakan aku mencoba mengingat semua usahaku itu, namun hilang. Pada akhirnya
terbuang dan seperti harapanku juga yang ia buang tepat di depan mataku. Selama
hiduoku hanya 3 kali aku menyesali semua hal dan kecewa. Pertama ketika orang
tuaku berpisah, kedua ketika aku meninggalkan blora dan semua kenangan dan
harapan di kota mati itu, dan yang terakhir adalah ketika engkau membuang
harapanku harapan ku yang besar dan terakhir. Di setiap kekecewaan itu aku
bangkit an apa yang kudapat adalah hal yang semakin tak baik. Sampai saat ini
aku hilang dan tak tahu siapa aku?
Bagaimana aku
bias hidup tanpa seorang yang kusayangi, sementara waktu ini terus berlalu
begitu juga dengan kisahku, halaman2 tetap terbalik halaman yang sudah terbakar
hitam seperti hatiku yang sakit ini. Luka luar memang mengerikan dan sakit tapi
seiring waktu akan sembuh apalagi jika terawat dengan baik maka akan sembuh
lebih cepat, sedangkan luka hati ada di dalam memang tak terlihat tetapi sangat
sakit, obatnya hanya bisa kita dapat dari orang lain. Bukan pada orang yang
mengharapkan kita tapi yang kita harapkan, hanya terhadap seseorang itu. Sakit sekali
hatiku, sejak dulu hingga sekarang aku selalu sedih etiap kali kuingat,
mengganjal di sini di sudut hati tak mau pergi. Seberapakalipun aku membuangnya
selalu kembali lagi mengganjal bagaikan kanker yang menggerogoti tubuh.
Semua yang ada di hidupku sudah rusak, tubuh ataupun jiwa. Aku tak tahu lagi apa aku pantas hidup?? Aku bosan
Andaikan ada yang bias menyembuhkan lukaku ini???
0 komentar:
Post a Comment