Terjabak Masa Laluku

Mungkin hal ini memang benar adanya, semenjak semua berjalan sejauh ini. lama aku tak memikirkan segalanya dengan cara menulis, hal yang paling aku sukai. banyak yang berubah di waktu saat ini jalan, waktu, pagi, kalian, bahkan rasa ini. Namun satuhal yang masih sama yaitu aku. aku bodoh dan masih saja terjebak di dunia fanaku yang suram. tak ada gunanya menangis karna aku sudah benar-benar banyak kehilangan... meskipun aku masih memiliki sisa-sisa dari diriku...ya tubuhku ini saja.

banyak yang berubah, kursi yang dulunya penuh sekarang mereka satu persatu pergi, tinggal aku sendiri kedinginan sepagi ini dengan semua racun malam ini. tanpa kusadari sampai detik ini akhirnya aku sadar satupersatu mereka pergi menemukan dunia dan tujuan mereka masing-masing dengan semangat mereka yang ada. sedih memang memandang mereka pergi tapi hidup memang berubah oleh karena itu aku merasa aku yang masih tak bergerak dari kursi dingin ini.

bagaikan dunia yang tak aku kenal aku berusaha kembali ke tempat-tempat biasa aku bersama mereka namun semua sudah berubah, kota itu, tawa itu, tempat kami biasa bergurau, sekolah itu, dan mereka pun sudah tak lagi sama. namun baru kusadari aku yang masih sama ini terlalu bodoh untuk mengerti akan kebutuhan akan perubahan itu, itu natural dan alami.

seperti halaman buku yang biasa kubaca, setiap cerita memiliki akhir dengan alur yang mereka miliki masing-masing. apakah ini yang di sebut sebuah cerita. aku ingin menangis sekeras kerasnya namun aku ini bukan anak kecil yang pantas menangis

Saatnya aku juga pergi. Ini jalanku aku kan berjalan sendiri sampai kutemukan naungan nanti. Dan kita semua akan bertemu suatu saat di suatu jalan, dan kita akan bersama lagi. Semoga jalan itu lebih baik.

Kuharap kalian bisa selalu tertawa menertawakan hidup seperti yang kita lakukan bersama dulu. Agar kita ingat sertiap senyum maupun pertikaian hanyalah kisah. Dan apapaun yang terjadi nanti ingatlah, kita pernah tersenyum bersama di tempat itu.

-friend forever

0 komentar:

Post a Comment