Persepsi

Menjadi diam akhir-akhir ini memberiku banyak sekali pelajaran dalam keseharianku. Dari sudut pandangku yang masih kurang ilmu ini aku mengurai beberapa pendapatku sendiri. Suatu pendapat awam yang akan kutulis agar aku ingat di fase ini aku memikirkan berbagai hal tentang semua yang kualami saat aku di titik ini. semua aku rangkum sendiri dalam kategori yang menurutku sendiri dapat kubagi dalam berbagai subyek sederhana yang ku dapat dari pengalaman keseharianku.

Pertama pandangan orang tentang kebijakan, dalam kategori ini aku memulai dengan apa itu kebijakan. apakah itu kebijakan? ; kebijakan adalah tanggung jawab dalam melakukan berbagai hal di dalam aspek kehidupan. bukan hanya tugas dari orang lain, namun juga tugas kita sebagai manusia. Hidup dan berkembang,
adalah tugas pokok manusia dalam menjalani peranya di dalam kehidupan dari mereka di lahirkan dan sampai mereka mati. Kenapa saya menganggap ini adalah kategori pertama karena ini adalah dasar dari segala dasar aspek hidup manusia. Kebijakan manusia sendiri menurutku sangatlah kompleks dan masing-masing memiliki pandangan serta cara yang berbeda dalam melakukanya. Yang menjadi bahasanku adalah kebijakan macam apa yang benar-benar bijak di lakukan agar orang lain bertanggung jawab dalam melakukanya dan kebijakan itu sendiri tidak melanggar awal mula asal kebijakan itu di ciptakan. Secara umum setiap orang punya kemampuan dalam melakukan, dalam ukuran yang kecil dan besar. Namun tidak semua memiliki kapasitas dalam menjalankanya. Khususnya dalam hal ini diri saya sendiri yang masih mempertanyakan; apakah saya sendiri memiliki kapasitas ini. Dalam pengalaman ini saya masih kurang, karena ini persepsi sendiri maka dalam ke-awaman akan saya jabarkan. Artinya saya belumlah pantas membuat suatu kebijakan selain pada diri sendiri, dalam pelaksanaanya pun masih kurang. Apakah hasilnya? tentu saja kembali pada suatu persepsi orang lain terhadap saya, dan jawabanya adalah logis yaitu saya masih kurang di berbagai aspek ini.

Kedua pandangan seseorang tentang Kejujuran, nah ini adalah point ke dua kenapa saya meletakan kedua karena dalam point ini saya percaya suatu kejujuran itu perlu dan sangat menjadi modal besar dalam hubungan antara mahluk dan juga dirinya sendiri bahkan kepada pencipta. namun sekali lagi kebijakan masih memiliki peran lebih besar menurutku, karena kejujuran yang tanpa kebijakan adalah suatu kebodohan. Suatu kejujuran dapat di ukur oleh masing-masing individu, dan orang lain belum tentu benar dalam menilainya. Terkadang hal ini pula yang menjadi suatu awal dan akhir suatu kejadian dalam sosial kehidupan, bahkan dapat menimbulkan berbagai reaksi nantinya. Reaksi yang di timbulkan berbeda dari A, B maupun C. Namun satu yang pasti kejujuran adalah nilai atau harga seseorang itu sendiri. 

Ketiga adalah keikhlasan, atau juga kerelaan. Rela adalah rasa tanpa pamrih yang menurutku lagi adalah suatu rasa yang murni buah dari kejujuran dan sesuatu yang tak dapat kita sadari. terkadang kita mengukur diri sendiri terlalu tinggi dalam hal ini, namu kita lupa bahwa diri kita terkadang mengharapkan suatu imbalan yang lain dalam tindakan ini. memang masih sulit melakukanya. namun apa salahnya berusaha untuk menjadikan diri sendiri lebih baik dan kuat. jati diri seseorang yang ikhlas atau tulus dalam merekalan sesuatu (dalam hal ini memiliki cakupan yang luas, bukan hanya hal-hal kecil yang menyangkut materil ataupun jasa) memang sangatlah sulit di ukur, namun dapat di rasakan dengan lebih jujur nya diri mengakui keberadaan orang lain.

Keempat adalah rasa Syukur, ini adalah kunci kedamaian seseorang di dunia. syukur adalah inti dari kehidupan yang damai dan tenang, dapat menciptakan tatanan yang indah dalam diri maupun sekitar. Namun dalam penerapanya sangatlah sulit di lakukan. bersyukur bukan hanya rasa terimakasih atas apa yang dimiliki saja tetapi juga mencakup tentang hubungan manusia secara luas dengan alam semesta yang berisi bermacam-macam koneksi dan problema. 

Kelima adalah Berbagi, atau juga memberi. Jika keempat pin di atas di rangkum maka ini adalah hasilnya. memberi adalah suatu keindahan yang sering kita lupakan ketika kita menerima sesuatu yang terkadang membuat kita lupa apa peranan kita dalam hidup. Memberi terbagi menjadi dua menurut persepsiku, hal baik maupun hal buruk. keduanya masing-masing memiliki peran yang membangun dan juga dapat memiliki peran yang merusak. Memberi bukan hanya yang kita sadari, memberi juga terkadang tak kita sadari. namum ini adalah hal yang wajar terjadi karena dalam hubungan kehidupan menerima dan memberi adalah kuncinya.

Namun semua itu kembali lagi adalah persepsi manusia belaka, benar ataupun salah adalah kapasitas yang tidak akan manusia capai. Saya menyadari hal itu dalam kelemahan diri yang saya alami namun saya masih percaya bahwa berbagai problematika kehidupan ini sudah teratur sangat rapi sehingga sebagai salah satu titik peran kecil di dalam kehidupan ini, saya sebagai manusia mempercayai semua tulisan takdir kehidupan. Terlepas dari sifat dan juga pandangan semua orang, saya menerima apa adanya diriku sendiri tanpa ingin memberikan berbagai alasan.

Tubann, 9 Agustus 2016.


0 komentar:

Post a Comment